Puisi "Seia Sekata", "Rangkap Kurnia","Wangsa Sekaum", "Asma Alaman" (Merangkai Catur Puisi) oleh, Ivan Zenatmaja

" Diawalinya sebuah catur puisi untuk memuaskan sukma ”

" Seia Sekata "
Oh, Seia Sekata
Ialah Terlahir berlaku
Setitik Puspita Melati
Telah mengalir padanya
Dikau jawat sudah restumu
Direlakannya yang diturunkan
Bagai dipesonakan oleh Nyonya
Ditiadakannya pada Tembuni
Dilekaskannya Kebugarannya
Merujuk Mematuhi kodratnya

Makna puisi :  Perjuangan ibu yang melahirkan anaknya

" Rangkap Kurnia "
Oh, Rangkap Kurnia.
Menyamakan Kesebangunan.
Terikat kepada seutas Janji.
Memahat pada kiri dan kanan.
Ditarikkannya Cincin api.
Ditaruhnya di tengah bangku.
Mengulas Perpisahan.
Menyelami segi kesedihan.
Nan mungkin takkan terjadi.
Selera yang kebetulan sama.
Nan bukan sabda bual belaka.
Ditengoknya masa depan.
Nan mungkin terjadi jauh hari.
Selagi kita masih bersua.

Makna Puisi : Hubungan kesetiaan dua teman 

" Wangsa Sekaum "
Oh, Wangsa Sekaum
Berat hati kutinggalkan
Tuk berjaga pada rumah
Nan kosong tanpa tuan
Dipulihkannya mengingat
Keberagaman pesona
Nan Indah lan Permai
Ditiadakannya mucikari
Memoles rupa yang asli
Dihendakinya bersua balik
Berjumpa tanpa tangan kosong

Makna Puisi : Kawan tidak hanya satu

"Asma Alaman"
Ku sebut namamu Alam Semesta
Diwakilkannya Flora dan fauna
Kicauan sang Aves terdengar merdu
Auman sang Macan menyambutmu
Dedaunan sang Pohon Menyapamu
Dilihatnya sang Manusia dari jauh
Dibabatnya sang pohon oleh Adam
Mengusik seluruh umat kehutanan
Diubahnya menjadi Pemukiman
Umat Kehutanan sentiasa berdoa
Tuk mengembalikan sang hutan
Dikenakannya Manusia pada azab
Tuk Mentaati sebuah hukum rimba
Diberlakukannya kini dan nanti

Makna Puisi : Pandangan Manusia pada Alam

"Diselesaikannya pada puisi tak terlarang,Bukan terucap pada kenikmatan"

Karya: Ivan Zenatmaja
"Kebravoan yang Hakiki"

Komentar