"Habis Gelap Terbitlah Terang" oleh, R.A. Kartini.

Seorang pelajar yang berjiwa hidup dan dinamis serta tetap dan tegas
Cover Restorasi

30 Juli 1950
Oleh: I Nyoman Dekker
O Kenangan
19 Juli 1950
Budha Pon
Dikala Bayulah mendayu
Membuai cipta kenirwana cita
Iswara menetes tak terbelemggu
Disurya menyita hening kening
Jaras mengulas nyata melata
Oh, harapan
Pendendang kalbu menyatu
Kau bunga sunting sukma
Wahai kesatuan ....
Kini
Merdeka pemuja umat
Berjuang menantang
Gundala ikatan pendamba retak
Oh jiwa penyelenggara raga
Sekali hidup tetap membatu teguh
berdiri dialam mayapada dan nirwana


- Terjemahan : Armijn Pane
- Penerbit : 
* Balai Pustaka Djakarta,1949 
* Toko Balimas
- Cetakan ke 2
- Rentjana kulit oleh BAHARUDIN

Sampul Bab
Surat-surat Kepada
1. Tuan Van Kol
2. Ny Kol
3. Adriani
4. Abendanon
5. Nyonya Abendanon
6. Nona Zeehandelaar
7. Nyonya Orink Soer
8. Tuan Anton dan nyonya

Berikut gambar tokoh-tokoh dalam surat,
R. A. Kartini sebagai tokoh utama , sekaligus pahlawan indonesia.

 Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda dari tahun 1900-1905



Berikut gambar tokoh-tokoh di luar surat,




Berikut gambar tempat dalam surat,


Isi Sebahagian Buku :
1) Kata Pendahuluan
2) Kata Pembimbing
- Haruslah dengan insaf
- Hal ihwal hidup Kartini
- Keadaan masyarakat
- Hendak jadi perintis jalan
- Sifat cita-cita Kartini
- Perjuangan dengan diri sendiri
- Cita-cita Kartini , cita-cita masyarakat
- Kedudukan Kartini
- Yang membimbangkan Kartini
- Jalan perjuangan Kartini
- Bahasa Kartini
- Cara kami bekerja
- Hal ihwal surat-surat
- Keadaan perempuan sekarang

3) Surat-surat Kartini
a. Gelisah Bergelora dipukul topan dan badai 
" Dirundung cita-cita,Dihambat kasih sayang "
- Berkenalan
- Pada kakiku ternganga jurang diatas diriku melengkung langit terang cuaca
- Jika mendapat izin dari bapak
- Mendapat karib timbul harap
- Hampir dapat, lulus juga
- Harapan baru, berbahagia pula

b. Teduh ribut dan badai tinggal kusut dan masai
" Batu alangan hampir terguling, banyak berubah dalam rohani "
- Alangkah bahagianya hatiki, bapak mufakat
- Salinan Halaman 81
- Selamat berlayarlah engkau, cita-cita
- Kami merasa bersyukur juga, ya tuhan
- Mengenangkan jalan hidup setahun
- Mencari pelipur dan ketetapan hati
- Cita-cita mengawang-awang, dimana izin bapak ?
- Tenang berani terus berjuang
- Bertambah berani lawan jadi kawan
- Berasa masygul : hati tiga serangkai - serkah satu
- Memenungkan keadaan diri sendiri

c. Sudah reda ; tenang dan benderang dalam dada
" Batu besar penghalang jalan telah terguling. 
Kami telah berubah dijiwa kami."
- Mendapat izin dari ibu bapak. cahaya tuhan tumbuh dalam ruh kami
- Berseru diri kepada tuhan menyelam kedalam lautan jiwa bangsa
- Betapa aman sentosanya diri kami hati sanubari telah berubah kami dilindungi hutan

d. Sejuk senja menjelma dalam kira-kira
" Lama dirindukan, dapat dilepaskan"
- Bukan kenegeri Belanda ke Betawi sajalah
- Menanti-nanti jawaban rekes
- Menjalankan cita-cita

e. Fajar sidik menghapuskan awan.
" Disamping laki-laki, disitulah makbul cita-cita "
- Masuk pelabuhan
- Sebagai isteri
- Jika masa berkembang tiba, Jauhkah masa kan layu ?

© Hak cipta milik undang undang , atas nama Ivan Zenatmaja

Komentar